JELASKAN
KONSEP DARI:
1. Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah
a. Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk
Karangan
• Karangan ilmiah Pengertian karangan
ilmiah Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh
sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan,
penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
• Karangan non ilmiah Karya non-ilmiah
adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa
digunakan (tidak terlalu formal).
• Macam – macam karangan ilmiah:
Laporan penelitian. Laporan yang
ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh
Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh
Departemen Kebudayaan, dsb.
Skripsi. Tulisan ilmiah untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan
gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
Disertasi. Tulisan ilmiah untuk
mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
Surat pembaca. Surat yang berisi kritik
dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
Laporan kasus. Tulisan mengenai
kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.
• Sifat karya ilmiah
formal harus memenuhi syarat:
1. lugas dan tidak emosional;mempunyai
satu arti, sehingga tidak ada tafsiran
sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis:disusun berdasarkan urutan
yang konsisten
3. Efektif:satu kebulatan pikiran, ada
penekanan dan pengembagan.
4. Efisien:hanya mempergunakan kata
atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang
baku.
b. Ciri-ciri Karangan Ilmiah
• Objektif. Keobjektifan ini menampak
pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang
sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang
disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
• Netral. Kenetralan ini bisa terlihat
pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan
tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan
yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
• Sistematis. Uraian yang terdapat pada
karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu,
misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara
demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
• Logis. Kelogisan ini bisa dilihat
dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau
bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif;
sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan
pola deduktif.
• Menyajikan fakta (bukan emosi atau
perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus
faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang
emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti
orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan
marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
C .
Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah
•
Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
•
Fakta yang disimpulkan subyektif.
•
Gaya bahasa konotatif dan populer.
•
Tidak memuat hipotesis.
•
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
•
Bersifat imajinatif.
•
Situasi didramatisir.
•
Bersifat persuasif.
•
Tanpa dukungan bukti.
d. Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer
• . Struktur. Struktur sajian karya
ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari
bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan
pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang
ingin disampaikan.
• Komponen dan Substansi. Komponen
karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah
mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel
ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
• Sikap Penulis. Sikap penulis dalam
karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau
gaya bahasa impersonal.
• Penggunaan Bahasa. Bahasa yang
digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
2. Metode Ilmiah
a. Pengertian Metode Ilmiah
• Metode ilmiah merupakan suatu
prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek
ilmiah.
Metode
ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran
b. Tujuan Penulisan Metode Ilmiah
1.
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil
kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2.
Untuk mengorganisasikan fakta
3.
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis.
4.
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan
data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan
penarikan kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
c. . Sikap Ilmiah
• Sikap ingin tahu diwujudkan dengan
selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja
unsur-unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? Dan
seterusnya.
• Sikap kritis direalisasikan dengan
mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa
saja yang diperkirakan mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum
menentukan pendapat untuk ditulis.
• Sikap terbuka dinyatakan dengan
selalu bersedia mendengarkan keterangan dan argumentasi orang lain.
• Sikap objektif diperlihatkan dengan
cara menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi perasaan pribadi.
• Sikap rela menghargai karya orang
lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang
lain, dan menganggapnya sebagai karya yang orisinal milik pengarangnya.
• Sikap berani mempertahankan kebenaran
diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya.
• Sikap menjangkau ke depan dibuktikan
dengan sikap futuristic, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan
membuktikannya dan bahkan mampu menyusun suatu teori baru.
d. Langkah-langkah Penulisan Ilmiah
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya
Ilmiah
Ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya
ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian,
serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk
memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan
spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
1. Merumuskan tujuan
Rumusan
tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan
karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk
merumuskan tujuan diantaranya;
1) Usahakan merumuskan tujuan dalam satu
kalimat yang sederhana;
2) Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah
satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3) Jika kita dapat menjawab dengan pasti
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat
sudah cukup jelas dan tepat.
b. Menentukan Topik
Langkah
pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide
utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan
kita tulis.
c. Menelusuri Topik
Bila
topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam
penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam
memfokuskan topik;
1) Fokuskan topik agar mudah dikelola;
2) Ajukan pertanyaan
3. Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis
Karangan Ilmiah
A.
Pengertian Menulis
Menulis
itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi
atau muatan yang terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah
simbol atau lambang bahasa yag dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan
demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang
terlibat yaitu:
1. Penulis sebagai penyampai pesan
2. Pesan atau isi tulisan
3. Saluran atau media berupa tulisan
4. Pembaca sebagai penerima pesan
Penalaran
Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah
Penalaran
Induktif
Penalaran
induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang
menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara
umum.
Perbedaan
dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan
prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik,
sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin
berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan
umum.
Penalaran
Induktif
Generalisasi
Analogi
Hubungan Sebab Akibat
Pengetesan Hubungan Sebab Akibat
Penalaran
Deduktif
Penalaran
deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de
dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan
yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit
terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari
pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran
deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk
menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan
merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan
dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi
sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau
kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contohnya
dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
1.
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
2.
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang
didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Penalaran
Deduktif
Silogisme
Entimen
Fakta
sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan
Unsur
dasar penalaran ilmiah ialah fakta, dan dapat berupa :
Klasifikasi
Jenis Klasifikasi
Persyaratan Klasifikasi
Guna Klasifikasi
Pengamatan
Proposisi
Pengertian
Penyusunan Sintesis
Sintesis
diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen
yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai
kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran
induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh
kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis
diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan
kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang
khusus.”
Pengertian
ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud
sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh
untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis”
merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen
dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan,
mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan,
mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan,
merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis
Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu
pandangan dunia.
KEMUDIAN
BUATLAH:
1. Karangan ilmiah dan non ilmiah.
2. Menentukan metode ilmiah yang tepat
dari karangan ilmiah tersebut.
3. Menganalisis karangan ilmiah tersebut
dan menjelaskan aspek penalarannya, kemudian menentukan sintesis sebuah tulisan
ilmiah.
Jawaban:
1.karangan
ilmiah
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Kebersihan lingkungan sangat perlu
dijaga, baik di lingkungan pribadi maupun umum. Contoh lingkungan umum adalah
lingkungan sekolah seperti di kawasan SMP Negeri 9 Berau. Lingkungan sekolah
yang bersih akan membuat nyaman para siswa bahkan para guru pun ikut merasa
nyaman dalam proses mengajar.
Di SMP Negeri 9 Berau banyak terdapat
slogan yang berisikan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Tetapi sepertinya
itu belum bisa menyadarkan para siswa yang masih bersikap apatis dalam upaya menjaga
kebersihan sekolah. Untuk itu dengan dibuatnya karya tulis ini, semoga dapat
menumbuhkan kesadaran para siswa SMPN 9 Berau terhadap kebersihan lingkungan
sekolah demi kenyamanan bersama.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana
cara memberikan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau untuk menjaga
kebersihan
sekolah
1.3 Tujuan
Untuk
menimbulkan kesadaran kepada siswa SMP Negeri 9 Berau agar menjaga kebersihan
sekolah.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Dampak jika tidak menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
Masih banyak siswa SMP Negeri 9 Berau
yang belum peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Mereka masih saja
membuang sampah sembarangan, padahal sudah disediakan tong sampah. Kebanyakan
mereka berfikir, jika membuang sampah
sembarangan di sekolah tidak dapat
menimbulkan dampak yang begitu besar. Hal itu sangat salah. Banyak
sekali dampak yang ditimbulkan jika suatu lingkungan tidak terjaga
kebersihannya. Adapun dampak negatifnya antara lain :
• Menimbulkan bencana banjir, seperti
yang sering kita lihat di kota-kota besar. Hal ini bisa saja terjadi di sekolah
kita jika murid selalu membuang sampah sembarangan. Sampah yang bertumpuk di
selokan dapat menyumbat jalannya air di selokan tersebut sehingga, saat hujan
pun tiba, mungkin saja SMP kita menjadi banjir dan akhirnya proses
belajar-mengajar terhenti
• Debu lantai yang jarang dibersihkan
dapat menyebabkan murid batuk hingga sesak nafas. Laci meja yang penuh dengan
sampahpun dapat dijadikan nyamuk sebagai tempat bersarangnnya. Apalagi jika
nyamuk tersebut adalah nyamuk Aedes Aegypty yang dapat menyebabkan seseorang
mengidap penyakit demam berdarah
• Sampah yang bertumpuk dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu konsentrasi para murid
hingga guru dalam proses belajar-mengajar.
2.2 Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga
kebersihan sekolah
Didalam lingkungan sekolah, guru menjadi
panutan semua murid. Jika guru berbuat
baik, maka muridpun akan berbuat baik juga. Tetapi jika guru berbuat
tidak baik/jelek, maka mungkin bisa jadi muridpun bisa berbuat lebih
jelek. Dalam upaya menyadarkan siswa akan kebersihan lingkungan sekolah, para guru harus memberikan contoh
yang baik, seperti dengan membuang sampah pada tempatnya dan memungut sampah
yang tergeletak. Guru juga dapat
menegur siswa yang kedapatan membuang sampah sembarangan. Selain itu, guru
dapat memberi denda kepada pelaku sehingga mereka jera untuk mengulangi
perbuatan mereka di kemudian hari.
Kesadaran murid dalam upaya menjaga
kebersihan lingkungan sekolah berasal
dari hati nuraninya masing-masing. Untuk menimbulkan kesadaran itu, dapat
ditempuh dengan cara-cara berikut:
• Membiasakan membuang sampah pada
tempatnya.
• Merasa malu jika membuang sampah
sembarangan.
• Melakukan piket kelas secara teratur.
• Melaksanakan gotong royong rutin
setiap hari jum’at.
Dengan melakukan hal-hal diatas, diharapkan
nantinya akan menumbuhkan rasa sadar terhadap para siswa SMP Negeri 9 Berau
dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
BAB
3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas,kesimpulan
yang dapat diambil adalah kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga
bersama-sama agar terbentuknya suasana aman dan nyaman dalam proses belajar
mengajar. Siswa SMP Negeri 9 Berau harus memiliki kesadaran diri dalam menjaga
kebersihan sekolah.
3.2 Saran
1. Selalu membuang sampah pada tempatnya.
2. Mematuhi tata tertib sekolah.
3. Menjaga peralatan yang digunakan untuk
pembersihan.
4. Selalu gotong royong setiap hari jum’at
Karangan
non ilmiah
PENYALAHGUNAAN
narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian
meningkat.
Maraknya
penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan
keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh
digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan
cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Sasaran
dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
Kalau
dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar
umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba
sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Pengertian
Narkoba
adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara
nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya
(obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai
ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering
digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas
lingkupnya.
Narkotika
berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka.
Ketergantungan
obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi
obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan.
Apabila
tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan
tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34).
Bahaya
bagi pelajar
Di
Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia
tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena
kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan
pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi
ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah
menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
Dampak
negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah
sebagai berikut:
*
perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
*
sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
*
menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
*
sering menguap, mengantuk, dan malas,
*
tidak memedulikan kesehatan diri,
*
suka mencuri untuk membeli narkoba.
Upaya
pencegahan
Upaya
pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya
menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang
tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman
narkoba terhadap anak-anak kita.
Adapun
upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja
sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya
narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
Kemudian
pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan
kasih sayang. Pihak sekolah harus
melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena
biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan
sekolah. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus
lebih ditekankan kepada siswa.
Karena
salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah
kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan
tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh
sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang
tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat
anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga
dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita
untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang
dapat terealisasikan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar